PEMANFAATAN SUMBER PEMBELAJARAN

SEMESTER : I (SATU) NPM :
1886 2011A000966


Pemanfaatan
Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang
untuk belajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi, pesan,
orang, bahan, alat, teknik, dan latar (AECT 1994), Menurut Dirjen Dikti (1983:
12), pemanfaatan sumber belajar adalah segala sesuatu dan yang bagaimana
seseorang mempelajari sesuatu. Degeng (1990: 83) menyebutkan sumber belajar yang
mencakup segala sumber yang mungkin dapat dipergunakan oleh pelajar agar
terjadi prilaku belajar yang baik. Dalam proses belajar komponen sumber pembelajaran
dapat dimanfaatkan secara tunggal atau
secara campur, baik sumber pembelajaran yang direncanakan maupun sumber pembelajaran
yang dimanfaatkan.
Sumber belajar yang bermacam-macam ragamnya
disekitar kehidupan peserta didik, baik yang distruktur maupun yang tidak
terstruktur belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian
besar guru cenderung dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai
sumber belajar utama. Ungkapan ini diperkuat oleh Parcepal dan Ellington
(1984), bahwa dari sekian banyaknya sumber belajar hanya buku teks yang banyak
dimanfaatkan. Seperti halnya, banyak
sumber belajar di perpustakaan yang belum dikenal dan belum diketahui
penggunaannya. Keadaan ini diperparah dimana pemanfaatan buku sebagai sumber
belajar masih bergantung pada kehadiran guru, jika guru tidak hadir maka sumber
belajar lain termasuk bukupun tidak dapat dimanfaatkan oleh peserta didik. Oleh
karena itu kehadiran guru secara fisik sangat mutlak diperlukan, disisi lain
sebenarnya banyak sumber belajar disekitar kehidupan peserta didik yang dapat
dimanfaatkan untuk sumber pembelajaran.
Dalam keterkaitan dengan pemanfaatan sumber alam
sekitar dalam pembelajaran Science, Richarson dalam Suthardi, (1981:147)
mengemukakan, “Science necessarily begins in the environment in which we live.
Consequently the students study of science should have this orientation”.
Dari sumber alam sekitar peserta didik dapat dibimbing untuk mempelajari
berbagai macam masalah kehidupan. Akan tetapi pemanfaatan sumber alam sekitar
sebagai sumber belajar sangat tergantung pada guru. Ada tiga faktor yang dapat
mempengaruhi usaha pemanfaatan sumber alam sekitar sebagai sumber belajar yaitu
(a) kemauan guru (b) kemampuan guru untuk dapat melihat sumber alam sekitar
yang dapat digunakan untuk pembelajaran (c) kemampuan guru untuk dapat
menggunakan sumber alam sekitar dalam pembelajaran.
Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai
tanggung jawab membantu peserta didik agar belajar lebih mudah, lebih lancar,
lebih terarah. Oleh sebab itu guru sangat dituntut untuk memiliki kemampuan
khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar. Menurut Ditjend.
Dikti (1983: 38-39), guru harus mampu:
a).
Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
b).
Mengenalkan dan menyajikan sumber pembelajaran.
c).
Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran.
d).
Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk sikap dan tingkah
laku.
e).
Mencari sendiri bahan pembelajaran dari berbagai sumber.
f).
Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar.
g).
Menilai keefektifan penggunaan sumber pembelajaran sebagai bagian dari bahan
pembelajarannya.
h).
Merencanakan kegiatan penggunaan sumber pembelajaran secara efektif.
--
Peranan Sumber Pembelajaran --
1.
Sumber pembelajaran Praguru
Pada
zaman praguru, sumber pembelajaran utamanya adalah orang dalam ruang lingkup
keluarga atau sekelompok karena sumber pembelajaran lainnya dianggap belum ada
atau masih sangat langka (Sadiman, 1989: 143). Bentuk benda yang dapat digunakan
sebagai sumber pembelajaran antara lain adalah : batu-batu, debu, dedaunan,
kulit pohon, kulit binatang dan kulit karang. Isi pesan tersebut ada yang
disajikan secara isyarat verbal dan ada yang menggunakan tulisan. Perbedaan ini
terletak pada tingkat kemajuan peradaban permasing-masing suku bangsa itu
sendiri. Sumber pembelajaran jumlahnya langka, sedangkan pencari pengetahuan
jumlahnya lebih banyak, maka pengetahuan diperoleh dengan mencoba sendiri. Oleh
sebab itu kondisi pendidikan masih sangat sederhana dan berada di bawah kontrol
keluarga dan anggota masyarakat, pendidikan masih tertutup, rumusan tujuan
pembelajaran tidak dirumuskan dalam kurikulum. Sehingga tidak ada keteraturan
isi pembelajaran.
2. Lahirnya Guru sebagai Sumber pembelajaran
paling Utama
Pendidikan
pada zaman praguru mengalami perubahan tahap demi tahap. Akibat perubahan
tersebut, terjadi pula perubahan pada sistem pendidikan dan pada kondisi sumber
belajar komponen lainnya dari sistem tersebut. Dengan demikian terjadi
perubahan pada cara pengelolaan, isi pembelajaran, peranan orang, teknik yang
digunakan, sistem pemilihan bahan, namun demikian sumber pembelajaran masih
sangat terbatas, sehingga kedudukan seseorang merupakan sumber belajar utama.
Proses pembelajaran tidak lagi ditangani oleh anggota keluarga, tetapi sudah
diserahkan kepada orang-orang tertentu. Orang yang menangani secara khusus
tentang pendidikan disebut “GURU” dibantu dengan sumber belajar sebagai penunjang
yang bentuknya masih sederhana dan jumlahnya sangat terbatas sekali. Oleh
karena itu, kelancaran Proses Instruksional dan Kualitas pendidikan sangat
bergantung pada kualitas guru.
3.
Sumber Pembelajaran Dalam Bentuk Cetak
Adanya
perkembangan industri yang cepat, pada akhirnya dapat diproduksi peralatan dan
bahan yang jumlahnya besar. Dengan dikemukakannya alat cetak, maka lahirlah
sumber pembelajaran baru yang berbentuk cetak lainnya yang belum pernah ada dan
digunakan sebelumnya. Konsekuensi dikemukakannya sumber pembelajaran tersebut
adalah terjadinya perubahan tugas dan peranan guru dalam pembelajaran. Semula
guru merupakan sumber belajar utama yang mempunyai tugas sangat berat, dengan
lahirnya sumber belajar cetak maka tugas guru menjadi ringan. Contoh sumber pembelajaran
cetak adalah: buku, komik, majalah, koran, panplet. Dengan lahirnya sumber pembelajaran
cetak ini, maka isi pembelajaran dapat diperbanyak dengan cepat dan tersebar ke
berbagai pihak dengan mudah, sehingga merupakan kejutan baru dalam sistem
instruksional pada saat itu.
4. Sumber Pembelajaran Yang Berasal dari
Teknologi Komunikasi
Dengan
dikemukakannya berbagai alat dan bahan (hardware dan software) pada abad 17,
efeknya sangat besar terhadap sistem pendidikan secara keseluruhan. Setelah
timbul istilah teknologi dalam pendidikan yang ada pada akhir perang dunia
kedua mulai berubah menjadi ilmu baru yang disebut teknologi pendidikan dan
teknologi instruksional. Pengertian teknologi dalam pendidikan populer dengan
istilah audio visual, yakni pemanfaatan sumber pembelajaran audio visual dan
berbentuk kombinasi lainnya dalam sistem pendidikan.
Pada akhir perang dunia kedua mulai timbul suatu
kecendrungan baru dalam bidang audiovisual kearah dua kerangka konseptual baru
yang paralel, yaitu teori komunikasi dan konsep sistem (AECT, 1977). Karena
pengaruh ilmu sosial seperti: psikologi, sosiologi, komunikasi, teori belajar,
maka cara menyusun sumber perbelajaran lebih terarah, lebih spesifik dan
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Sumber pembelajaran seperti ini
lebih populer dengan istilah media instruksional. Misalnya: program televisi
pendidikan, program radio pendidikan, film pendidikan, slide pendidikan,
komputer pendidikan dan lain-lain. semua perkembangan sejarah sumber pembelajaran
ini oleh Eric Ashby dalam Sadiman (1989), disebut sebagai empat perkembangan keajaiban
yang terjadi dalam dunia pendidikan sehingga dianggap sebagai revolusi/perkembangan
pendidikan.
5.
Sumber Pembelajaran yang Disusun dan Dimanfaatkan.
Sumber
pembelajaran yang disusun untuk keperluan belajar telah banyak dikenal orang.
Namun demikan tidak semua sumber pembelajaran yang disusun untuk keperluan
pendidikan. AECT dalam Miarso (1986: 88) menyebutkan bahwa ada kesangsian
apakah fasilitas yang ada dalam masyarakat, misalnya museum semuanya itu disusun
khusus terutama untuk pembelajaran peserta didik disekolah dalam bidang yang
sesuai dengan kurikulum. Kenyataannya bahwa sumber-sumber ini dimanfaatkan
untuk membantu proses belajar manusia, membuat semuanya itu menjadi sumber pembelajaran.
Kelompok yang kedua, sumber pembelajaram yang
dimanfaatkan, sama pentingnya dengan sumber pembelajaran yang disusun. Beberapa
sumber dapat dimanfaatkan untuk memberikan fasilitas belajar karena memang
sumber itu khusus disusun untuk keperluan belajar. Inilah yang disebut bahan
atau sumber instruksional. Sumber yang lain, ada sebagian dari kenyataan yang
dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun dapat ditemukan,
diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan belajar. Inilah yang disebut
sebagai: Sumber pembelajaran dari dunia nyata. Jadi, sebagian sumber menjadi
sumber pembelajaran karena disusun untuk itu, sedangkan yang lainnya menjadi
sumber pembelajaran karena dimanfaatkan.
-.-Bagaimana Memanfaatkan Sumber
Pembelajaran --
1.
Internet sebagai sumber pembelajaran
Dengan
adanya internet ini dunia menjadi terasa tanpa batas ruang dan waktu untuk
menemukan sumber pembelajaran. Dengan adanya internet ini segala bentuk
informasi menjadi semakin terbuka. Apa
yang baru saja terjadi di berbagai belahan dunia dapat diketahui dengan cepat
di belahan dunia yang lain. Sejalan dengan perkembangan internet, telah banyak
aktivitas yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet, seperti
e-Commerce, e-Banking, e-Government, e-Learning dan lainnya. Salah satu
aktivitas yang berkaitan dengan proses pembelajaran adalah e-Learning.
E-Learning adalah wujud penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan
dalam bentuk sekolah maya. E-Learning merupakan usaha untuk membuat sebuah transformasi
proses KBM di sekolah dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi
internet. Sementara itu mahasiswa juga dapat menggunakan internet untuk belajar
sendiri secara cepat, sehingga akan meningkatkan dan memeperluas pengetahuan,
belajar berinteraksi, dan mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian
2.
Orang sebagai sumber pembelajaran
Terkadang
sumber pembelajaran yang kita peroleh tidak hanya didapatkan melalui buku,
internet atau pun lingkungan, melainkan juga dapat diperoleh melalui guru atau
dosen, tokoh masyarakat bahkan teman sebaya. Pemanfaatan yang dilakukan
misalnya saja bertukar informasi, ide, maupun pemikiran-pemikiran yang menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan. Karena tiap manusia pasti memiliki
pengalaman-pengalaman yang tentu dapat dijadikan sebagai bahan pelajarannya
untuk menuju ke arah yang lebih baik. Selain guru, peran teman sebaya juga
dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran dengan cara membentuk kelompok
belajar, ini akan mengurangi kesulitan belajar di kelas. Dalam hal ini hubungan
interaksi sosial sangat diperlukan agar pemanfaatan sumber pembelajaran dengan
orang lain tidak mengalami kesulitan.
3.
Alat sebagai sumber pembelajaran
Sumber
pembelajaran yang kita peroleh juga dapat berupa alat atau bahan misalnya film,
majalah, buku teks, video, tape, OHP, TV, radio dan lain-lain. Misalnya saja
dalam pelajaran biologi dimana siswa diharuskan untuk mengetahui masa
pertumbuhan pada makhluk hidup, hal ini tentu tidak mudah untuk mengamati
bahkan melihat secara langsung bagaimana pertumbuhan pada 1 jenis tumbuhan.
Dalam hal ini kita bisa membuat media audio visual dalam bentuk video yang bisa
disalurkan melalui TV. Radio juga merupakan sumber pembelajaran berupa audio
dan manfaat radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak, memusatkan perhatian
anak pada kata-kata yang digunakan dan harganya yang relatif sangat murah.
Memanfaatkan radio sebagai sumber pembelajaran misalnya pada pelajaran bahasa,
jadi disini siswa diharuskan untuk belajar menyimak dengan baik dan memusatkan konsentrasinya.
4.
Lingkungan sebagai sumber pembelajaran
Merupakan
lingkungan dimana pesan diterima oleh peserta didik. Contoh : Lingkungan
fisik;gedung sekolah, perpustakaan, pusat sarana belajar, studio, museum,
taman, peninggal-an sejarah, lingkungan non fisik, penerangan, sirkulasi udara.
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber pembelajaran ini, Nasution (1985:125)
menyatakan bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber pembelajaran dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu : dengan cara membawa sumber-sumber dari
masyarakat atau lingkungan ke dalam kelas dan dengan cara membawa siswa ke
lingkungan tersebut. Tentunya masing-masing cara tersebut dapat dilakukan
dengan pendekatan, metode, teknik dan bahan tertentu yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Lebih lanjut Nasution (1982:134) menjelaskan ada
beberapa metode yang dapat digunakan dalam rangka membawa siswa ke dalam
lingkungan itu sendiri yaitu metode
Karya wisata, service proyek, school camping, surfer dan interview. Lewat
karyawisata umpamanya, siswa akan memperoleh pengalaman secara langsung,
membangkitkan dan memperkuat belajar siswa, mengatasi kebosanan siswa balajar
dalam kelas serta menanamkan kesadaran peserta didik tentang lingkungan dan
mempunyai hubungan yang lebih luas dengan lingkungan.
Komentar
Posting Komentar